Orang jenius biasanya memiliki IQ yang lebih tinggi daripada kebanyakan orang. IQ yang tinggi itu juga yang menyebabkan mereka sering tidak mempunyai teman dekat. Terlebih, karena itu mereka bisa mengalami gangguan jiwa. Berikut 5 Orang Jenius yang Memiliki Gangguan Mental
1. John NashPemenang penghargaan film “A Beautiful Mind” mempopulerkan cerita tentang John Nash. Nash adalah seorang matematikawan terkenal di dunia yang berjuang dengan skizofrenia paranoid setelah datang dengan kontribusi yang signifikan pada konsep “game theory”.
Ide dari “Nash Equilibrium,” yang membahas apakah para pemain dalam sebuah permainan bisa mendapatkan keuntungan jika salah satu dari mereka perubahan strategi, dapat diterapkan pada berbagai bidang, termasuk ekonomi. Militer AS bahkan telah mengadopsi berbagai teknik dari idenya pada Perang Dingin. Walaupun film (berdasarkan biografi Sylvia Nasar dengan nama yang sama) bebas bercerita tentang kehidupan Nash, dia mengalami halusinasi dan delusi. Halusinasi nya termasuk mendengar suara-suara, tetapi tidak melihat orang-orang atau hal-hal yang tidak ada di sana. Dia mulai memiliki delusi keagungan dan percaya bahwa dia akan termasuk dalam tokoh-tokoh dunia. Setelah menghabiskan sekitar 30 tahun berjuang dengan kekacauan dan menghabiskan waktu masuk dan keluar dari rumah sakit, ia mulai pulih secara signifikan pada akhir 1980-an. Pada tahun 1994, John Nash menerima Penghargaan Nobel dalam Ilmu Ekonomi untuk karya awalnya dengan “game theory”.
2. Sir Issac Newton
Dengan begitu banyaknya kontribusi di bidang fisika dan mekanika, Sir Isaac Newton terkenal sebagai pemikir ulung. Memang, dari berbagai jajak pendapat mengenai kedua ilmuwan ini menunjukkan bahwa publik sepakat kalau Newton bahkanmelebihi Einstein dalam hal pengaruh.
Menurut ensiklopedia Britannica Newton mengalami psychotic tendencies dan mood swings. Selain itu, berbagai surat yang dibuatnya menyimpulkan bahwa secara teoritis ia menderita skizofrenia. Ayah Newton meninggal sebelum ia lahir, dan ia dipisahkan dari ibunya antara usia dua dan 11.Gangguan mental yang dialaminya mungkin akibat dari trauma yang berkepanjangan akibat masa kecilnya.
3. Ludwig van Beethoven
Kontribusi Beethoven di dunia musik sangat monumental. Kegairahannya dan musikalitasnya yang begitu intensif dan cemerlang membawa musik instrumental ke jenjang yang baru. Namun, sang komposer memiliki kehidupan yang sukar. Ayahnya seorang pemabuk berat dan besar dalam keluarga yang tidak harmonis sampai umur 18 tahun.
Kontribusi Beethoven di dunia musik sangat monumental. Kegairahannya dan musikalitasnya yang begitu intensif dan cemerlang membawa musik instrumental ke jenjang yang baru. Namun, sang komposer memiliki kehidupan yang sukar. Ayahnya seorang pemabuk berat dan besar dalam keluarga yang tidak harmonis sampai umur 18 tahun.
Satu masalah tragis yang dihadapinya adalah bahwa ia harus mulai kehilangan pendengarannya sejak berumur sekitar 30 sampai 49 tahun, yang sepertinya dampak dari pemukulan yang dilakukan ayahnya. Hebatnya, ia justru sanggup menggubah karya2 masterpeace-nya saat ia benar-benar tuli.
Beethoven beberapa kali menuliskan sejumlah surat kepada saudaranya, banyak dari tulisan itu menceritakan keinginannya untuk bunuh diri.
Francois Martin Mai berpendapat bahwa sang maestro terindikasi mengidap bipolar depression, hal itu dituliskannya dalam buku “Diagnosing Genious”. Mai juga menduga kuat bahwa Beethoven banyak menghabiskan masa hidupnya mengidap bipolar disorder.
Beethoven beberapa kali menuliskan sejumlah surat kepada saudaranya, banyak dari tulisan itu menceritakan keinginannya untuk bunuh diri.
Francois Martin Mai berpendapat bahwa sang maestro terindikasi mengidap bipolar depression, hal itu dituliskannya dalam buku “Diagnosing Genious”. Mai juga menduga kuat bahwa Beethoven banyak menghabiskan masa hidupnya mengidap bipolar disorder.
4. Edgar Allan Poe
Terkenal dari puisinya yang berjudul “The Raven” Edgar Allan Poe, seorang penulis yang sering mengarang kisah-kisah detektif dan cerita horror. Ia memiliki gaya penekanan yang kuat dan terstruktur dalam cerita-ceritanya. “The Murders in the Rue Morgue”, yang terbit tahun 1841, disebut-sebut sebagai kisah modern detective pertama.
Sekalipun memiliki skill menulis, Poe terkenal sebagai seorang pemabuk, dari surat-suratnya terungkap bahwa ia bermasalah dengan suicidal thoughts. Tidak ada yang tahu penyebab dan banyak hal mengenai kematiannya di umur 40 tahun, tapi mungkin karena sakit jantung yang disebabkan kebiasaannya yang suka mabuk itu.
Berdasarkan pengamatannya pada surat-surat Poe, Kay Redfield Jamison berspekulasi bahwa Poe mengidap manic-depressive, atau yang sekarang disebut bipolar disorder.
Di dalam bukunya, dia beranggapan kreatifitas yang dimiliki seorang Poe berkembang dari sebuah kegilaan. Dia menulis “mind-sickness dapat memunculkan cosmic-perspectif yang membuahkan kreatifitas mengalir deras”.
Berdasarkan pengamatannya pada surat-surat Poe, Kay Redfield Jamison berspekulasi bahwa Poe mengidap manic-depressive, atau yang sekarang disebut bipolar disorder.
Di dalam bukunya, dia beranggapan kreatifitas yang dimiliki seorang Poe berkembang dari sebuah kegilaan. Dia menulis “mind-sickness dapat memunculkan cosmic-perspectif yang membuahkan kreatifitas mengalir deras”.
5. Vincent van Gogh
Lukisan-lukisan Vincent van Gogh , seperti “Starry Night” dengan cepat dikenali dari keunikan dan ekspresi sapuan kuas. Namun, itu tidak membuat van Gogh mendapatkan popularitas sampai pada kematiannya. Tetapi sekarang ia dianggap salah satu yang terbesar dalam sejarah pelukis.
Lukisan-lukisan Vincent van Gogh , seperti “Starry Night” dengan cepat dikenali dari keunikan dan ekspresi sapuan kuas. Namun, itu tidak membuat van Gogh mendapatkan popularitas sampai pada kematiannya. Tetapi sekarang ia dianggap salah satu yang terbesar dalam sejarah pelukis.
ngatlah tersiksa. Hampir semua orang mengenalnya sebagai seorang pelukis yang memotong sebagian telinganya sendiri. Dia diduga kuat pernah “mabuk” terpentin dan pernah mencoba makan cat. Tragisnya, ia bunuh diri pada tahun 1890.
Penulis D. Jablow Hershman dan Dr Julian Lieb mengatakan dalam buku mereka “Manic Depresi dan Kreativitas” bahwa van Gogh telah mengalami bipolar disorder. Dalam bukunya “Touched with Fire” Dr Kay Redfield Jamison menemukan kesimpulan yang sama.
Dia juga membahas seni van Gogh dalam hubungan dengan penyakit mental. Misalnya, ia mencatat bahwa pola musiman yang khas dari suasana hati dan psikosis sejajar dengan produktivitas van Gogh, yang juga bervariasi oleh musim. Sedangkan yang lain mengira ia menderita skizofrenia.
Penulis D. Jablow Hershman dan Dr Julian Lieb mengatakan dalam buku mereka “Manic Depresi dan Kreativitas” bahwa van Gogh telah mengalami bipolar disorder. Dalam bukunya “Touched with Fire” Dr Kay Redfield Jamison menemukan kesimpulan yang sama.
Dia juga membahas seni van Gogh dalam hubungan dengan penyakit mental. Misalnya, ia mencatat bahwa pola musiman yang khas dari suasana hati dan psikosis sejajar dengan produktivitas van Gogh, yang juga bervariasi oleh musim. Sedangkan yang lain mengira ia menderita skizofrenia.
Seorang pemimpin besar yang juga merupakan Presiden Amerika Serikat ke 16 mulai dari Maret 1861 hingga April 1865. Lincoln berhasil menjadi pemimpin melewati berbagai krisis konstitusional, militer, moral, perang saudara Amerika. Lincoln juga berhasil memperkuat persatuan, mengakhiri perbudakan dan memodernisasi ekonomi serta keuangan. Abraham Lincoln diduga mengalami depresi berat. Menurut salah satu teman penulis biografi Lincoln, surat-surat yang ditinggalkan kepada teman-temannya mengindikasikan bahwa Lincoln merupakan salah satu orang paling tertekan yang pernah mereka lihat. Kedua orangtuanya dan beberapa anggota keluarganya juga mengalami depresi berat, secara biologis penyakit ini mungkin menurun kepada Lincoln. Puisi menghebohkan “Suicide’s Soliloquy” yang diterbitkan pada tahun 1838 diduga ditulis oleh Lincoln yang juga menguatkan bahwa dia mengalami deperesi berat.
7. Michael Angelo
Banyak orang yang bertanya-tanya bagaimana seseorang dari jaman dahulu dapat membuat lukisan besar dan indah pada langit-langit gereja kapel Sistine. Menurut sebuah jurnal yang diterbitkan pada Journal of Medical Biography tahun 2004, gejala “single minded routine” (kelainan pada seseorang sehingga dianggap memiliki dunia sendiri) yang dialami oleh Michaelangelo mungkin telah memungkinkan hal itu terjadi. Menurut orang-orang yang hidup pada jamannya, pelukis tersebut “sibuk dengan realitas sendiri”. Sebagian besar anggota keluarga laki-laki juga tercatat memiliki gejala yang sama. Michaelangelo juga mengalami kesulitan membentuk hubungan dengan orang lain, dia hanya memiliki beberapa teman dan tidak pernah menghadiri pemakaman saudara sedarahnya sendiri. Semua hal ini dikombinasikan dengan kejeniusan dalam bidang matematika dan seni.
8. Edvard Munch
Serangan panik paling terkenal di dunia terjadi di Oslo pada bulan Januari 1892. Munch mencatat peristiwa tersebut dalam buku hariannya:
“Suatu malam saya sedang berjalan di sepanjang jalan, kota itu berada di salah satu sisi fjord. Saya merasa lelah dan sakit. Saya berhenti dan melihat keluar diatas fjord, matahari terbenam dan awan berubah menjadi merah darah. Saya merasakan jeritan melewati alam.” (fjord: merupakan semacam teluk yang berasal dari lelehan glaciar, yaitu tumpukan es yang sangat tebal dan berat).
Pengalaman ini telah mempengaruhinya begitu mendalam dan dia mengalami peristiwa tersebut lagi dan lagi, yang akhirnya dituangkan pada lukisan berdasarkan pengalamannya, serta menuliskannya pada sebuah puisi di buku hariannya. Meskipun tidak diketahui apakah Munch terserang penyakit panik lagi, beberapa anggota keluarganya juga mengalami gangguan mental. Pada saat itu, adiknya berada di rumah sakit jiwa.
9. Charles Dickens
Pada usia 30, Dickens adalah seorang penulis terkenal di dunia. Memiliki banyak kekayaan dan tampak memiliki semuanya. Kehidupan Dickens pada masa kecil harus dilaluinya dengan sulit. Dia harus bekerja di pabrik sepatu dan hidup sendiri ketika ayahnya masuk ke dalam penjara. Pada masa sulit dan depresi yang dialaminya Dickens mulai menulis novel. Novel pertamanya ditulis di tahun 1844 dengan judul The Chimes, yang merupakan salah satu dari karyanya yang kurang dikenal. Setelah itu, tulisan yang ditulis oleh teman-temannya mengatakan bahwa dia mulai depresi pada saat memulai sebuah tulisan baru, akan tetapi suasana hatinya akan mulai membaik secara bertahap pada saat dia menyelesaikan tulisannya. Kondisi depresi Dickens mulai bertambah buruk seiring bertambah usianya dan akhirnya harus berpisah dengan istrinya, seorang aktris 18 tahun dan ibu dari sepuluh anak. Setelah dia mengalami kecelakaan kereta api, 4 tahun sebelum kematiannya, dimana dia tidak mengalami luka berat namun terpaksa untuk membantu penumpang lain yang sekarat sebelum bantuan datang, depresi yang dialaminya bertambah berat dan kreativitasnya berhenti begitu saja.
10. Charles Darwin
Hingga saat ini para ahli masih memperdebatkan masalah persis apakah yang dialami oleh Darwin, akan tetapi apapun pendapat mereka, mereka bersungguh-sungguh ingin mengungkapkannya. Meskipun dalam lima tahun perjalanannya yang terkenal dan menghasilkan karya The Beagle yang membuat karier nya terangkat. Sepanjang waktunya Darwin mengalami kelumpuhan. Sementara dia berfokus pada gejala fisik sebagai penyebab semua penderitaannya, disertai dengan tubuh gemetar, halusinasi, mual, tangisan histeris, sepertinya penyebab utama agoraphobia yang membuatnya terbaring di tempat tidur selama kurang lebih 30 tahun. Darwin juga mengalami ketakutan untuk berbicara dengan orang-orang termasuk dengan anaknya. Dalam suratnya dia menulis, “Saya dipaksa untuk hidup…sangat tenang dan saya takut untuk melihat orang-orang dan bahkan tidak dapat berbicara kepada orang paling dekat.” Dalam salah satu suratnya Darwin juga pernah menulis ingin mengakhiri hidupnya karena publikasinya On the Origin Species, kontrovesi yang menyebabkan dia banyak menderita. Berdasarkan catatan detail setiap gejala baru atau gelaja yang berulang-ulang yang dia alami, Darwin diduga menderita OCD atau hipokondria.
11. Wiston Churchill
Sama seperti Abraham Lincoln, Churchill adalah seorang pemimpin besar yang tidak hanya berurusan dengan konflik pada tingkat internasional, tetapi juga berjuang dengan gangguan mental diri sendiri pada saat yang sama. Pada usia 30 tahun, dia mengeluh kepada teman-temannya bahwa dia diburu oleh “the black dog of depression”. Pada saat itu dia duduk di kursi parlemen dan akan berniat untuk bunuh diri. Churchill mengatakan kepada dokter bahwa dia harus dirawat dengan hati-hati pada saat dia berdiri di stasiun kereta api.
“Saya tidak suka berdiri di dekat rel kereta api ketika kereta ekspress melintas,” Churchill berkata kepada dokternya. “Saya ingin segera kembali berdiri dan apabila mungkin saya ingin berada di pilar diantara saya dan kereta. Tindakan kedua akan mengakhiri semuanya. Beberapa tetesan putus asa.”
Anjing hitam akan mengikuti hingga sisa hidupnya. Pada tahap tertentu kepribadiannya akan berubah dengan cepat, dan suasana hatinya akan berubah dengan cepat. Pada saat berada pada tahap “periods of high mania” dia akan tetap terjaga sepanjang malam untuk menulis. Dalam sepanjang karier politiknya Churchill telah menghasilkan 43 buku.
12. Kurt Godel
Godel adalah seorang ahli matematika dan logika jenius, dan juga merupakan sahabat dari Albert Einstein. Intelejensi super Einstein mungkin telah membuatnya tampak sedikit aneh bagi rata-rata orang, sekilas Godel tidak mengalami gangguan mental, namun di satu sisi Godel selalu berpikir bahwa seseorang ingin meracuninya. Dia begitu yakin dengan delusi ini, yang membuatnya hanya makan dari makanan yang dimasak oleh istrinya. Ketika istrinya dirawat di rumah sakit selama enam bulan, Godel berhenti makan dan akhirnya meninggal dalam kelaparan.
13. Leo Tolstoy
Tolstoy tidak menderita tanda-tanda yang jelas dari depresi hingga pada pertengahan usianya, akan tetapi ketika dia mulai terpukul, hal itu memukulnya dengan keras. Kepribadiannya mulai berubah drastis, mempertanyakan hampir segala sesuatu dalam hidupnya. Pada suatu ketika dia mengalami pergolakan dalam dirinya hingga memberikan segala harta miliknya, menjalani hidup selibat dan sangat meyakini agamanya. Pada suatu titik dia berheni untuk menulis dan berkata “Seni adalah tidak berguna dan juga menyakitkan”. Tolstoy adalah contoh seseorang yang sepertinya memiliki segalanya yang dibawanya dengan penyakit ini, meskipun berasal dari keluarga kaya, penulis terkenal, ayah dari 3 anak, seringkali terdorong untuk melakukan bunuh diri. Dia menulis dalam salah satu suratnya, “Kemungkinan untuk melakukan bunuh diri telah diberikan kepada setiap manusia, dan karena itu ia mungkin akan melakukan bunuh diri.” Pada akhirnya Tolstoy menarik keluar dari lubang ini dengan menjadi apa yang sekarang kita kenal dengan istilah terlahir kembali sebagai Kristen.
0 komentar:
Posting Komentar